Wah, jilboobs tuh! pakai jilbab kok bajunya ketatnya minta ampun!”
“Jilboob, jilboob! rajam aja rajam!”
Fenomena jilboobs alias jilbab-boobs sebenarnya yang sudah marak beberapa tahun belakangan baru-baru ini kembali ramai di Instagram. Ada sebuah akun yang denganselow-nya mencomot foto gadis-gadis berjilbab yang memilih tidak menutup dada mereka. Sampai saat ini akun tersebut sudah memiliki ribuan pengikut.
“Bisa dibooking nih.”, “Cewek kesepian nih. Butuh teman kencan.”
Jadi 2 predikat yang dengan mudah disematkan ke cewek-cewek yang bahkan tidak mereka ketahui namanya ini. Oke lah kalau ada yang menganggap mereka yang berjilbab tidak menutup dada itu ‘salah.’ Tapi kalau menganggap cewek-cewek ini jadi sekadar data binari, bukankah ini jauh lebih kejam?
1. Istilah Jilboobs sampai sekarang belum ada penjelasan pastinya. Intinya, masyarakat sendiri lah yang menciptakan istilah itu tanpa tahu artinya, kemudian menghujat.
Kalau kita telaah dari katanya, jilboobs (jilbab-boobs) adalah sebuah istilah bagi wanita yang memakai jilbab tetapi masih memperlihatkan dadanya atau memakai jilbab tapi tidak menutupi dada. Namun, istilah ini masih “mengambang” karena hanya tebakan dari sebagian besar orang saja.
Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jilboobs belum ada artinya.
2. Ada perbedaan mendasar antara ‘mengingatkan’ dan ‘mem-bully.‘ Sayang, lebih banyak orang terjebak di pilihan kedua ini~
“atasnya aja kerudung, tapi bawahnya warung tuh!”“eh, jangan berteman sama dia. Dosa lho kalau berteman sama jilboobs, ih amit-amit!”“katanya anaknya Pak Kyai, tapi pakai bajunya ketat gitu. Apa nggak malu?”
Kewajiban mengingatkan sesama manusia memang harus kita jalani. Tapi, jangan cuma jadi provokator yang bisanya cuma menghujat. Kita tidak pernah tahu siapa mereka dan apa yang sudah mereka lalui di belakang sana.
3. Bukannya mau cuek. Tapi urusan dosa dan pahala itu ‘kan milik pribadi dan Sang Pencipta. Kita ini tahu
apa?
Kalau kita mau percaya, bukankah jalan terbaik akan senantiasa Ia hadirkan bagi hambaNya yang memang membutuhkan? Termasuk kepadathe so calledjilboobs yang menurut kita kurang pas ini.
God knows everything. Be cool, just take it easy.
4. Ngerinya, sekarang muncul banyak akun bodong yang mencomot foto-foto cewek berjilbab seenaknya. Kalau begini siapa yang lebih ‘dosa?’
banyak akun-akun berbasis asusial berkeliaran di sosmed via Hipwee.com
“cewek imut berjilbab, bisa dibooking nih, Bro.”
“yang berjilbab lebih enak, yuk siapa nih yang minat?”
Kira-kira itulah status di foto Instagram akun-akun yang mengatasnamakan jilboobs. Mereka menganggap foto-foto ini hanya data tanpa manusia di baliknya.
Soal ukuran benar atau salah biarlah Dia yang menentukan. Mari kita bicara dari sudut pandang etika normal sebagai manusia. Ijin saja tidak pernah didapat dari orang-orang yag fotonya ada di akun ini. Tanpa ijin, asal comot, masih dimaki-maki lagi. Siapa yang lebih ‘dosa’ kalau begini?
5. Ini bisa jadi pelajaran biar kita semakin cerdik menjaga data. Ada orang-orang yang terlaluselowdi luar sana. Sebisa mungkin, data harus dijaga
Buat kaum hawa yang berjilbab, kasus jilboobs ini harusnya menjadi tamparan keras buat kalian. Bagaimana tidak, dengan mudahnya orang-orang tak bertanggungjawab itu bisa mengambil foto-foto pribadi kalian tanpa izin serta menjadikannya sasaran asusila. Serem ‘kan? Untuk itu, berhati-hati dan super selektiflah dalam mem-posting foto kalian di dunia maya. Be safe!
Dengan penuh keprihatinan, Hipwee tidak bermaksud membela atau menyalahkan siapapun dalam kasus jilboobs ini. Menyikapi dengan bijak dan kepala dingin adalah saran terbaik yang bisa Hipwee berikan.
Berhati-hatilah bermain dengan dunia maya, selektiflah dalam memasang foto di sosial media. Besar harapan bahwa kasus ini segera tuntas dan tidak terus memprovokasi agama manapun yang sesungguhnya tak bersalah. Yuk sama-sama berdoa semoga kasus ini cepat selesai
0 comments:
Post a Comment